Perkembangan organisasi kampus akhir-akhir sedang mengalami sebuah awal dari regenasi, perpindahan “kekuasaan” atau kepengurusan yang menjadi “momok” paling menakutkan bagi beberapa orang yang hidup di dalamnya. Hal yang memang harus terjadi dalam kehidupan berorganisasi, apalagi organisasi yang berdiri di wilayah kampus.
Dalam hal ini, khususnya adalah UKM, Unit Kegiatan Mahasiswa yang keanggotaanya berazaz kekeluargaan. Kehilangan salah satu anggota keluarga merupakan kesedihan yang tak terkira, setelah sekian lama terikat kegiatan “bareng-bareng”, rasa memiliki yang muncul perlahan demi perlahan semakin meningkat, semakin banyak kegiatan yang dilakukan secara bersama, semakin meningkatkan rasa persaudaraan.
Tahun yang dilalui sudah semakin banyak, tuntutan oleh masa aktif kuliah terbatasi, sebuah keharusan untuk menjalani tingkatan kehidupan sosial yang selanjutnya. Saatnya generasi baru untuk bisa menorehkan sejarah di buku catatan masa depan, apakah sejarah yang tercatat akan semakin maju dari tahun sebelumnya atau semakin memburuk.
Kadang tidak pernah terpikirkan dalam diri kita bahwa kini sudah saatnya untuk memikirkan hal tersebut, untuk menjadi contoh bagi orang-orang setelah kita nantinya. Perasaan yang selalu ingin muda dan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Akan tetapi catatan untuk membuat sejarah tidak pernah “mampir” walau hanya sedetik saja.
Apakah mungkin ini bisa disebut egoisitas kaum muda?
Sepertinya bukan karena hal itu, tapi karena kembali lagi kepada individu yang menjalani. Refleksi untuk hal yang telah terjadi dan harapan untuk mimpi, tergantung dari diri sendiri apakah mimpi akan menjadi nyata atau hanay menjadi isapan jempol semata.
Kehilangan memang sebuah kesedihan, tapi jalannya hidup harus tetap berlanjut. Penyesalan oleh semua yang menjalani kadang menjadi tawa untuk beberapa orang yang secara sadar telah mengakui adanya Regenerasi. Jangan sampai ditertawakan karena hanya berpikir tentang kejayaan masa silam. Berpikir untuk kejayaan masa mendatang mungkin adalah jawaban untuk arti dari kehilangan.
